Awal yang Nggak Disangka-Sangka
Namanya Mas Heri. Sehari-hari, dia keliling Wonosobo naik motor tua sambil dorong gerobak cilok kecil warna hijau lumut. Bukan jenis orang yang suka tampil mencolok atau banyak gaya. Tapi, siapa sangka, di balik penampilan sederhananya itu, Mas Heri punya cerita yang bikin orang geleng-geleng kepala sekaligus senyum-senyum kagum.
Ceritanya bermula dari iseng. Ya, cuma iseng. Waktu itu hujan deras, nggak bisa jualan, dan dia duduk sendirian di pos ronda sambil main HP. Ada temannya, sebut saja Bang Darto, yang cerita soal game Fortune Tiger di UJI77. Katanya sih, "Cobain aja, Her, lumayan buat isi waktu. Siapa tahu hoki." Dari situ, semuanya mulai berubah.
Dari Cilok ke Klik: Awal Mula Main Game
Mas Heri bukan gamer. Bahkan, dulu HP-nya cuma bisa WA dan YouTube. Tapi sejak ganti HP second dari anak tetangga, dia mulai bisa unduh aplikasi game. Awalnya, dia cuma mau tahu. “Apa sih istimewanya game ini?” katanya.
Ternyata Fortune Tiger bukan sekadar game biasa. Visualnya lucu, gameplay-nya simpel, dan—yang paling bikin nagih—ada peluang dapet duit beneran. Mas Heri mulai dari recehan. Isi saldo Rp 10.000, main santai, sambil ngopi di warung langganan. Nggak pernah muluk-muluk. “Aku mikirnya, ini hiburan. Kalo kalah, ya udah, namanya juga ngisi waktu,” katanya waktu kami ngobrol.
Kebiasaan Aneh tapi Manjur
Yang unik dari Mas Heri, dia punya "ritual" sebelum main. Nggak mistis, tapi menarik. Setiap kali mau putar Fortune Tiger, dia selalu cuci tangan dulu. Katanya biar “bersih dari aura cilok,” sambil ketawa. Lalu, dia akan duduk di tempat yang sama: bangku kayu sebelah kandang ayam. “Dari situ rasanya hoki terus,” katanya dengan polos.
Dia juga nggak pernah langsung all-in. Awalnya dia tekan spin kecil dulu, biar "panas," baru masukin taruhan besar kalau feeling-nya pas. “Kalau macan itu udah mulai melet-melet matanya, nah itu tanda-tanda dia mau bagi rezeki,” ujar Mas Heri sambil mengedipkan mata, seolah berbagi rahasia dagang.
Detik-Detik yang Bikin Deg-degan
Hari itu biasa aja. Mas Heri baru pulang dari jualan, dapet Rp 97.000 hasil keliling pagi sampai siang. Sore harinya, dia coba main bentar. Isi Rp 20.000, dan mulai putar seperti biasa. Tiba-tiba, muncul efek suara dan animasi yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
"Macannya tiba-tiba loncat dan emas keluar semua," katanya dengan mata berbinar. Angka di layar: Rp 4.571.000. Dia sampai diem lima menit, dikira salah lihat. Tapi setelah dicek, saldo beneran masuk. "Aku cuma duduk lama, ngelamun. Baru abis itu langsung lari ke depan rumah sambil teriak, 'Menang! Menang!' kayak anak kecil."
Bukan Soal Uangnya Aja
Buat Mas Heri, uangnya tentu berarti. Bisa beli bahan cilok lebih banyak, bayar utang warung, dan traktir anaknya makan bakso. Tapi yang lebih penting dari itu, dia ngerasa ada semacam pelajaran yang dia dapet. “Kadang rezeki datang bukan dari tempat yang biasa kita harapkan. Tapi dari keberanian kita buat nyoba hal baru,” katanya.
Dia juga nggak lantas jadi kecanduan. Setelah menang besar, Mas Heri malah makin bijak. Main tetap, tapi lebih santai. “Jangan sampe hidup dibolak-balik sama angka di layar. Main ya main, kerja tetap kerja,” pesannya. Filosofi hidup yang enteng tapi dalem banget.
Refleksi: Dari Cilok, Macan, dan Nasib Baik
Kisah Mas Heri mungkin terdengar luar biasa, tapi justru karena kesederhanaannya, kisah ini terasa deket. Nggak perlu jadi jago teknologi, nggak perlu modal gede, yang penting punya rasa penasaran dan berani nyoba. Dan yang lebih penting lagi, tetap tahu batas dan punya pegangan hidup.
Dalam hidup, kadang kita nggak tahu kapan “macan keberuntungan” itu muncul. Tapi seperti Mas Heri bilang, “Kalau kita terus jalan, meski pelan, nanti juga sampai. Kadang rezeki numpang lewat pas kita lagi istirahat, bukan pas kita ngebut.” Dan mungkin, itu hal paling berharga yang bisa kita petik dari seorang tukang cilok keliling dari Wonosobo.