Awalnya Cuma Cari Hiburan Setelah Panen
Namanya Pak Minarto, warga lereng pegunungan Wonosobo yang sehari-hari dikenal sebagai petani sayur. Di usianya yang menginjak 52 tahun, beliau masih kuat mengangkut karung berisi kubis dan wortel, naik turun ladang, dan menjajakan hasil panennya ke pasar tradisional. Tapi siapa sangka, di sela-sela kesibukan bercocok tanam, Pak Minarto pernah merasakan kemenangan yang tidak pernah dia bayangkan: Rp 89.300.000 dari game Mahjong Ways 2 di UJI77.
“Saya bukan orang kota yang ngerti teknologi. Tapi anak saya ngajarin main ini buat hiburan aja,” cerita Pak Minarto. Waktu itu dia baru selesai panen, tubuh capek, tapi pikiran masih gelisah karena harga sayur anjlok. Di tengah sore yang sunyi, dia iseng buka game itu—dan dari situlah kisahnya dimulai.
Kenalan Sama Game Bergaya Tiongkok Kuno
Mahjong Ways 2 adalah game slot bertema Tiongkok dengan balok-balok huruf Mandarin yang bisa berubah jadi cuan kalau jatuh dalam formasi yang tepat. Awalnya Pak Minarto cuma tertarik karena visualnya tenang dan musiknya enak didengar. “Kayak dengerin gamelan versi China,” katanya sambil tertawa kecil.
Ia tidak langsung menang besar. Minggu pertama hanya belajar, coba-coba dengan modal kecil, dan kadang kalah. Tapi justru dari situ dia mulai paham pola. “Saya perhatiin, kalau simbol hijau dan merah sering keluar, biasanya tinggal nunggu scatter,” ungkapnya. Scatter ini semacam kunci masuk ke babak bonus, tempat rezeki sering datang tiba-tiba.
Strategi Sabar Ala Petani
Seperti halnya bertani, Pak Minarto mendekati game ini dengan kesabaran. Dia nggak pernah langsung pasang taruhan besar. Biasanya mulai dari nominal rendah, lalu naik perlahan kalau feeling-nya bagus. “Kalau baru main udah ngebut, itu sama kayak nanam pas musim hujan datang—rawan gagal,” katanya bijak.
Waktu terbaik buat main, menurutnya, adalah setelah Maghrib, saat tubuh tenang dan tidak lagi dikejar pekerjaan. Dia duduk di bale bambu belakang rumah, pakai jaket lusuh kesayangannya, sambil bawa secangkir teh manis. “Habis keringetan di ladang, ini waktu buat santai,” ucapnya.
Scatter Gila dan Malam yang Tak Terlupakan
Malam itu, semuanya terasa biasa. Hujan rintik-rintik, istri lagi nonton sinetron, dan Pak Minarto main seperti biasa. Tapi tiba-tiba, tiga simbol scatter muncul bersamaan. Layar berubah, musik jadi cepat, dan simbol-simbol mulai jatuh deras seperti hujan emas. “Saya sampai megang dada, deg-degan,” katanya.
Dalam waktu kurang dari 15 menit, saldo di layar melonjak jadi Rp 89.300.000. Pak Minarto sempat terpaku. “Saya kira salah lihat, tak pencet-pencet HP, ternyata beneran masuk saldonya,” ceritanya. Uang itu sebagian besar ia tabung, sebagian lagi dipakai untuk beli alat pertanian baru, dan sisanya buat renovasi dapur istrinya yang sudah lama rusak.
Rezeki dari Layar Kecil, Tapi Proses Tetap Besar
Menang besar bukan berarti Pak Minarto langsung ketagihan. Ia tetap kerja di ladang seperti biasa. Bahkan makin semangat karena merasa ada harapan tambahan dari tempat yang tak terduga. “Game ini bukan buat jadi jalan utama, tapi bisa bantu kalau dipakai dengan kepala dingin,” ujarnya.
Sekarang, beberapa tetangganya mulai tertarik. Tapi Pak Minarto selalu menekankan satu hal: “Main kalau ada waktu dan uang sisa. Jangan sampai ganggu pekerjaan. Yang utama tetap tanah dan cangkul.” Ia tetap jadi panutan di kampung, bukan karena uangnya, tapi karena sikapnya.
Refleksi: Hidup Seperti Tanaman, Butuh Waktu untuk Tumbuh
Cerita Pak Minarto adalah pengingat bahwa rezeki bisa datang dari arah mana saja, bahkan dari sebuah game di layar HP kecil. Tapi hasil yang baik hanya datang pada mereka yang sabar, konsisten, dan tahu kapan harus maju atau mundur. Sama seperti sayur yang butuh musim tepat untuk panen, begitu juga dengan keputusan dalam hidup.
“Jangan buru-buru. Kalau waktunya tepat, hasilnya akan datang sendiri,” ujar Pak Minarto. Dalam dunia yang makin cepat ini, mungkin justru cara hidup seperti beliau-lah yang layak kita tiru—tenang, sadar diri, dan tidak mudah tergoda. Dan siapa tahu, di balik kesederhanaan itu, ada kejutan besar yang menanti.